Monday 6 November 2017

Tetangga Emang Begitu..


Alhamdulillah, ุงู„ู„ّٰู‡ berikan rejeki bagi kami untuk tinggal dirumah yg saat ini kami tinggali, walaupun tidak besar, dan megah namun kami bersyukur bisa tinggal  dilingkungan yg nyaman. Terutama dengan kehadiran dan kebersamaan para tetangga dilingkungan ini. 

Tetangga yg baik adalah salah satu anugerah, dan saya pribadi sangat bersyukur memiliki banyak tetangga yg baik dan peduli, saling menasehati, saling mengajak kepada kebaikan, serta tolong menolong dalam kebaikan. 

Seperti hari kemarin, saat pagi begitu cerah, saya bersemangat menjemur cucian yg menggunung. Selesai mengerjakan pekerjaan rumah sy berangkat mengantar anak-anak, kemudian lanjut ke sekolah untuk mengisi beberapa kelas. 

Hari menjelang siang, tetiba langit tak lagi cerah dan hujan menguyur halaman sekolah. Seketika teringat cucian yg dijemur di halaman rumah.
"Basah deh.., alamat dicuci lagi..๐Ÿ˜ข..
Astagfirullohaladzim..., Alhamdulillah hujan..., Allohuma soyibannafian..." pergulatan batinpun terjadi antara mensyukuri hujan, dan meratapi jemuran yg kemungkinan besar basah kuyup dan kotor lg karena kehujanan.๐Ÿ˜‚ "Tapi biarlah ..hanya jemuran"..sy berusaha membesarkan hati,  dan pasrah pada ุงู„ู„ّٰู‡ Yg Maha Penyayang.

Sore hari, waktunya sy dan anak2 pulang dan mengaji. Karena hujan sesi kedua masih berlanjut maka pengajian dipindah kerumah. Dan para santri ternyata sudah lebih dahulu menanti didalam rumah.๐Ÿ˜
Masya ุงู„ู„ّٰู‡..., Alhamdulillahirobbilalamin... saat tiba dirumah kudapati jemuran sudah kering dan berpindah tempat ke garasi๐Ÿ™, Alhamdulillah ..ุงู„ู„ّٰู‡ kirimkan tetangga untuk memindahkan jemuran dari halaman. Rejeki tidak hanya berupa materi namun tetangga yg peduli juga adalah rejeki.
Dan kebahagiaan lainnya, adalah halaman rumah yg menjadi bersih, karena beberapa santri berinisiatif mengepel teras yg kotor karena terciprat air hujan. Alhamdulillahirobbilalamin...
Jazakumullohu khoir.. tetanggaku dan para santri, yang telah melukiskan pelangi dirumah kami.๐Ÿ˜†

Sebenarnya kejadian seperti itu bukan kali ini saja terjadi, banyak kebaikan2 yg saya terima dari tetangga dan lingkungan tempat sy tinggal. Inilah mengapa tetangga dan lingkungan menjadi salah satu perkara syarat kebahagiaan seseorang, serta berperan dalam keberkahan rumah tangga dan keluarga.

“Ada empat perkara yang menjadi kebahagian seseorang, yaitu: mempunyai istri yang baik (shalihah), anak yang terdidik, bergaul di lingkungan yang baik, dan mempunyai rezeki di mana ia berada.” (H.R. Dailami dari ‘Ali R.A)


Lingkungan yg baik dan tetangga yg shaleh adalah adalah anugerah, salah satu perkara yg membuat bahagia sebuah keluarga hususnya bagi keluarga baru yg tinggal lingkungan baru. Tetangga dan lingkungan memberi banyak pengaruh bagi kebahagiaan dan keberkahan sebuah keluarga.
.
Jazakumullohu khoir tetanggaku .. juga para Pejabat dan Pengurus RT/RW dilingkungan Puspa Regency Batujajar, Ibu-ibu Posyandu (PKK), Jemaah Masjid Al-Muhajirin, dan Bpk-bpk Security. Spesial untuk tetangga di Blok C ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜Š.

Friday 29 September 2017

Nostalgia Cinta Pertama ๐Ÿ’œ



Oleh: Nurmawati


๐Ÿ“•Ada sebuah kenangan diawal pernikahan, sepertinya hingga kini diapun belum tahu๐Ÿ˜‚. Peristiwa yg terjadi di salah satu tempat bersejarah bagi kami, seperti pada foto (ilustrasi thn 2009) masjid DT beberapa tahun lalu.
๐Ÿ“•Di awal pernikahan sy dan suami tinggal berbeda kota, kami bertemu 2 pekan sekali. Suatu hari kami sepakat bertemu di masjid DT sekaligus untuk mengikuti kegiatan pengajian. Saya datang terlambat karena ada pekerjaan yg harus diselesaikan, sementara suami sudah mengikuti pengajian terlebih dahulu disana. Usai pengajian saya tunggu di halaman masjid, lalu saya konfirmasi keberadaan saya via sms (dulu belum ada WA๐Ÿ˜„), ia pun membalas sudah berada diluar masjid. Saya lihat sekeliling dan mencari keberadaannya. Tepat didepan minimarket, berdiri seorang pria berjenggot tipis melempar senyum. Oh itu dia, ucapku dalam hati sambil melambaikan tangan dan tersenyum senang.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan mengucapkan salam. Saya pun tertegun kaget, perlahan saya berbalik dan melihat seorang pria tersenyum dibelakang, perlahaan saya jawab ..."Waalaikumsalam..".
"Mau langsung pulang?" tanyanya.
Saya hanya mengangguk, dan mengikutinya yang telah menggandeng tangan. Sambil berjalan menuju parkiran saya berpikir, ini suami saya...? lalu yang tadi tersenyum dan saya lambaikan tangan siapa???๐Ÿ˜ฑ. Astagfirulloh... masa wajah suami gak hafal? batinku. Lalu saya lihat lagi pria yang menggandeng tanganku tuk memastikan. Iya.. insya ุงู„ู„ّٰู‡, ini mah bener suami saya, ucapku dalam hati sambil tersenyum...
๐Ÿ“•Berarti pria yg berdiri didepan minimarket bukan siapa-siapa๐Ÿ˜‚. Salah orang...!@#?!! Maklum, saat itu usia pernikahan kami baru berjalan 1bulan, sebelum pernikahan pun kami hanya berjumpa beberapa kali dan jarang bertatapan langsung. Saat taaruf untuk melihat fotonya pun malu rasanya, bahkan setelah khitbah komunikasi untuk penyelenggaraan walimah berlangsung via telepon tanpa basa-basi, tanpa banyak narasi.
๐Ÿ“•Lain dulu lain sekarang, jika dulu  malu-malu sekarang gak malu-malu๐Ÿ˜„, gak malu-malu memandang, gak malu pegangan, gak malu bawel-bawel dirumah๐Ÿ˜‚ (dasar emak2). Menginjak usia pernikahan ke 8th tentunya kami lebih mengenal karakter masing-masing, kegemaran, ketidak sukaan, bagaimana saat senang, marah, dan sedih. Kami bisa saling merasakan perasaan masing2, dan mencoba memahami. Walau telah bersama bertahun-tahun tapi kami terus belajar saling memahami, mencintai, dan menyayangi dg tulus. Karena kehidupan pernikahan sejatinya kehidupan yg harus dilalui dengan segala kesungguhan hingga ke akhirnya. Kesungguhan untuk berjuang bersama, kesungguhan untuk menurunkan ego, kesungguhan untuk taat kepada ุงู„ู„ّٰู‡ yang telah mempersatukan kami, semoga hingga di jannahNya..ammin.
๐Ÿ’œ
Suamiku...
Tak mudah melukis wajahmu namun kisah bersamamu takkan terlupa, akan selalu melekat dihatiku. Karena dirimu begitu indah๐Ÿ˜˜๐Ÿ’œ