Friday 29 September 2017

Nostalgia Cinta Pertama ๐Ÿ’œ



Oleh: Nurmawati


๐Ÿ“•Ada sebuah kenangan diawal pernikahan, sepertinya hingga kini diapun belum tahu๐Ÿ˜‚. Peristiwa yg terjadi di salah satu tempat bersejarah bagi kami, seperti pada foto (ilustrasi thn 2009) masjid DT beberapa tahun lalu.
๐Ÿ“•Di awal pernikahan sy dan suami tinggal berbeda kota, kami bertemu 2 pekan sekali. Suatu hari kami sepakat bertemu di masjid DT sekaligus untuk mengikuti kegiatan pengajian. Saya datang terlambat karena ada pekerjaan yg harus diselesaikan, sementara suami sudah mengikuti pengajian terlebih dahulu disana. Usai pengajian saya tunggu di halaman masjid, lalu saya konfirmasi keberadaan saya via sms (dulu belum ada WA๐Ÿ˜„), ia pun membalas sudah berada diluar masjid. Saya lihat sekeliling dan mencari keberadaannya. Tepat didepan minimarket, berdiri seorang pria berjenggot tipis melempar senyum. Oh itu dia, ucapku dalam hati sambil melambaikan tangan dan tersenyum senang.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan mengucapkan salam. Saya pun tertegun kaget, perlahan saya berbalik dan melihat seorang pria tersenyum dibelakang, perlahaan saya jawab ..."Waalaikumsalam..".
"Mau langsung pulang?" tanyanya.
Saya hanya mengangguk, dan mengikutinya yang telah menggandeng tangan. Sambil berjalan menuju parkiran saya berpikir, ini suami saya...? lalu yang tadi tersenyum dan saya lambaikan tangan siapa???๐Ÿ˜ฑ. Astagfirulloh... masa wajah suami gak hafal? batinku. Lalu saya lihat lagi pria yang menggandeng tanganku tuk memastikan. Iya.. insya ุงู„ู„ّٰู‡, ini mah bener suami saya, ucapku dalam hati sambil tersenyum...
๐Ÿ“•Berarti pria yg berdiri didepan minimarket bukan siapa-siapa๐Ÿ˜‚. Salah orang...!@#?!! Maklum, saat itu usia pernikahan kami baru berjalan 1bulan, sebelum pernikahan pun kami hanya berjumpa beberapa kali dan jarang bertatapan langsung. Saat taaruf untuk melihat fotonya pun malu rasanya, bahkan setelah khitbah komunikasi untuk penyelenggaraan walimah berlangsung via telepon tanpa basa-basi, tanpa banyak narasi.
๐Ÿ“•Lain dulu lain sekarang, jika dulu  malu-malu sekarang gak malu-malu๐Ÿ˜„, gak malu-malu memandang, gak malu pegangan, gak malu bawel-bawel dirumah๐Ÿ˜‚ (dasar emak2). Menginjak usia pernikahan ke 8th tentunya kami lebih mengenal karakter masing-masing, kegemaran, ketidak sukaan, bagaimana saat senang, marah, dan sedih. Kami bisa saling merasakan perasaan masing2, dan mencoba memahami. Walau telah bersama bertahun-tahun tapi kami terus belajar saling memahami, mencintai, dan menyayangi dg tulus. Karena kehidupan pernikahan sejatinya kehidupan yg harus dilalui dengan segala kesungguhan hingga ke akhirnya. Kesungguhan untuk berjuang bersama, kesungguhan untuk menurunkan ego, kesungguhan untuk taat kepada ุงู„ู„ّٰู‡ yang telah mempersatukan kami, semoga hingga di jannahNya..ammin.
๐Ÿ’œ
Suamiku...
Tak mudah melukis wajahmu namun kisah bersamamu takkan terlupa, akan selalu melekat dihatiku. Karena dirimu begitu indah๐Ÿ˜˜๐Ÿ’œ

No comments:

Post a Comment